Rabu, 26 Desember 2012

Vacation for Me?

Tara....semakin rajin nih ane nge-post di blog tercinta ane ni. Buat para pembaca yang baru pertama kali ngeliat blog ane, ane ucapin selamat datang di blog amburadul ane ye. Jangan kaget kalo di sana sini banyak kekurangannye ye...Maap-maap kate, ane kurang bisa ngolah ni blog. Oke deh, lanjut masalah postingan ane.

Hari ini, ane nulis posting pas tanggal 26 Des '12. Dan bentar lagi tahun baru nih. Musim liburan panjaaaaaangggg tiba. Adek gue udah ancang2 mau maen2 ke Batu bareng temennye sekelas. Memang ditunggu-tunggu ye pemirse kalau libur taun baru ni. Mana momentnya pas banget ama libur anak sekolah. Jadi, serasa tumplek blek bahagianya bagi mereka yang bisa kumpul bareng ama keluarganye ye. :D

Oke. Karena musim liburan tiba dan musim nikahan juga tiba. Aye ucapin selamat menempuh hidup baru bagi siapa aje yang udah melangsungkan ijab qobul. Semoga menjadi keluarga sakinah, ma waddah, warrohmah. Amin...Dan bagi para pasangan yang udah menikah, semoga segera dikaruniai momongan. Amin.. Dan bagi para pasangan yang udah dapat momongan, semoga momongannya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Dan bagi para jomblowan dan jomblowati semoga segera mendapatkan pasangannya. Amin....Ya Alloh... :D

Rencananye, keluarga ane ngadain liburan ke Suramadu. Udah pada tau kan sobat dimana Suramadu itu?

 

Jembatan yang menghubungkan pulau jawa dan pulau madura ini sungguh indah. Walaupun ane sama sekali belum pergi ke sana tapi setelah searching di mbah google, cantik pemandangannye. Ceritanye nih, sodara ane kan mau ngerayain Natal di kampung halamannya, Jember. Tapi berhubung di tahun ini, tidak ada acara kumpul2 di kampungnye, ya mereka berinisiatip buat ngadain rekreasi bareng. Tercetuklah ide untuk ke Suramadu. Kamis, tanggal 27 Des' 12, rencananye mereka semua berangkat. Dan apes lah saya, yang tidak diikutkan dalam rombongannya mereka. Jiannnn nasibbb kalo udah kerja nii.....

Mereka semua rencananye akan berangkat pagi hari. Semua pada diajak, cuma nyak aye yang nggak diajak. Biasa nyak aye kan ikut tetangga. Tinggal ane yg di rumah jagain mbah ane yang lamaaaa banget tidur di kasur nya. Kalo nggak ditemenin, si mbah langsung nangis....takut kalo kagak ada orang di rumah.

Ya, gpp lah di rumah. Tapi ada gejolak batin untuk ikut. Maklum, udah lamaaaa banget nggak rekreasi. Kemarin aja udah ada yang rekreasi sendiri di Taman Safari. Dan ditilapin gue....-_-  Hadehh...yo wes benn

Yahhh.....tinggal nrimo ae lah, moga2 akan ada rekreasi dadakan bareng temen-temen ane. Amin Ya Alloh....
Moga2 dapat oleh-oleh dari sana. Hari ini aja udah dapat oleh2 dari Malang. Alhamdulillahh...

Sekian ye oret-oret dari ane, karena bentar lagi tahun udah ganti, ane ucapin :

 "SELAMAT TAHUN BARU 2013"



Semoga di tahun ini, kita menjadi insan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Semoga di tahun ini, rezeki kita lebih lancar dan selalu diberkahi Allah SWT

Senin, 24 Desember 2012

Review Sariayu Olive Oil

Saya semakin cinta sama produknya Sariayu ini. Saya juga teracuni dengan thread-thread di forum kecantikan yang sangat mempengaruhi hasrat saya membeli produk Sariayu. Dan produk Sariayu yang masuk daftar belanja saya kemarin yakni Sariayu Olive Oil dan Sariayu Masker Dara Putih.

Saya sangat kebayang-bayang untuk membeli Olive Oil nya Sariayu ini. Bisa buat relaksasi, pijat di daerah yang kering termasuk siku, lutut, daerah lipatan, dan tumit. Karena tumit saya sudah semakin gersang, maka saya membeli Olive Oil Sariayu ini. Kemasannya saya beli yang kecil sekitar Rp. 15.000 di Belga Mart. 


Lalu esoknya langsung saya buat massage. Dan hasilnya, wow sungguh mengejutkan. Olive oil ini mudah meresap, wanginya sangat relax, cocok buat massage. Saya semakin cinta deh sama produk ini. Olive oilnya Sariayu bisa membuat daerah kulit yang kering menjadi lembab bab dan haluss bangettt.....Karena kulit saya sawo matang, saya gunakan untuk moisturizernya biar lebih kelihatan eksotisnya. :D

Kalau untuk masker dara putih belum saya coba sist. Maklum lah, kalau mau datang masa-masa PMS, jerawatku mulai panen. Dan kembali lagi pake masker jerawat Sariayu. So, reviewnya mungkin the next aja ya sobat :D

Minggu, 23 Desember 2012

Kekesalan Abang Kumis

Disebutlah di Indonesia sudah menjamur namanya bisnis online yang menguntungkan. Begitu juga  yang dialami oleh "Abang Kumis" ini. Ini adalah cerita nyata yang dialami "Abang Kumis" dalam mengurusi bisnis online nya ini.

 (foto ini hanya ilustrasi, bukan menggambarkan "Abang Kumis" yg asli )

Suatu malam ketika "Abang Kumis" membuat laporan tentang bisnisnya, beliau pun datang ke sebuah warung internet untuk mengerjakannya. Beliau adalah langganan setia saya karena setiap mengurusi laporan selalu mampir ke tempat saya.

Setelah laporannya selesai diketik, maka "Abang Kumis" meminta tolong kepada "operator warnet" untuk mencetak file nya. Disodorkanlah sebuah flash disk kepada "Abang Kumis" untuk menyimpan datanya yang akan dicetak. Mengingat usia "Abang Kumis" sudah tua, maka daya tangkap mengoperasikan komputer semakin turun alias gaptek. Maklum lah, orang tua memang kurang begitu paham bagaimana cara menyimpan data ke dalam flashdisk, kecuali bagi mereka yang sudah bisa.

Beberapa menit berselang, si "Abang Kumis" mendatangi "operator warnet" nya untuk mengajari bagaimana cara menyimpan data ke dalam flashdisk yang benar. Menurut penuturan "Abang Kumis" tadi, beliau tidak dibantu bagaimana cara menyimpan laporannya, justru malah dibentak-bentak oleh "operator warnet" nya.
"Uaseemmm...disuruh menyimpankan data saya ke flashdisk saja malah dibentak-bentak, memang kamu pikir kamu itu siapa? Saya kan customer, seharusnya kamu lebih telaten." gumam "Abang Kumis" dalam hati.

Sesaat kemudian, data "Abang Kumis" berhasil disimpankan oleh "operator warnet" ke dalam flash disk dan sesegara untuk dicetak.

Habisnya kurang lebih sekitar 2000 untuk cetaknya dan internet kurang lebih 1000 / 2000. Maklum lah, bukan waktu jam saya jaga. Jadi, saya hanya bisa memperkirakan harganya sekitar itu. Memang biasanya ya sekitar itu.

Kekesalan "Abang Kumis" itu tak langsung berhenti sampai di sini saja. Beliau masih mengumpat di dalam hati atas kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Ia menyadari kalau dirinya sudah sepuh dan tidak bisa bagaimana cara menyimpan laporan yang sudah dia buat, maka dari itu beliau meminta bantuan. Eee...bukan ngajarin yang baik-baik, malah dibentak-bentak. Lantas sebelum ia keluar dari warung internet tadi, ia mengadukan apa yang sudah diperbuat oleh "operator warnet" itu kepada tukang parkir. Beliau mengira bahwa tukang parkir itu adalah bos warnet.

"Pak, siapa yang jaga warnet itu Pak? Kok, ngomongnya ngebentak-bentak saya. Tidak menghargai saya. Kalau begini caranya, sebagai orang tua saya merasa tidak dihargai. Saya ini kan pelanggan dia Pak, seharusnya kan dia membantu saya dengan baik." begini kira-kira percakapan antara "Abang Kumis" dengan tukang parkir. Karena si tukang parkir bukan bos warnet itu, ya dia hanya bisa diam saja. Takut kalau ngomong sedikit salah.

Keesokan harinya....

"Abang Kumis" kembali mengendarai motor mio nya ke warnet lagi. Dan saya pas kebagian jaga di siang hari sekitar pukul 11.00 WIB. Seperti biasa, "Abang Kumis" juga mencetak data laporannya lagi, dan meminta tolong kepada saya.Ya, saya langsung menyimpankan datanya. Memang si "Abang Kumis" ini langganan saya ketika saya pulang malam. Dan selalu pas saya kebagian jaganya. Jadi, lebih akrab dengan si "Abang Kumis"

Tiba-tiba setelah data "Abang Kumis"sudah saya cetak dan sudah dimatikan komputernya, lantas beliau bertanya pada saya,
 "Mbak, yang jaga malam itu siapa? Yang pake bahasa Jawa itu lho Mbak?" kata "Abang Kumis"
"Yang mana  ya Pak, yang tinggi atau yang putih?" jawab saya
"Yang ngoplos waktunya Mbak itu lho.. Pengen tahu rumahnya di mana?" kata beliau lagi
"Oo... Mas C ya Pak? Wah, saya kurang tahu rumahnya, Pak." jawab saya
"Iya Mas C yang pake bahasa Jawa itu lho, Mbak. Kalau saya tahu rumahnya, saya akan datangi rumahnya dan menjotosnya." kata beliau dengan nada kesal.
"?????????? menjotos?" gumam saya dalam hati. Saya mengira kalau Bapak ini menanyakan rumah Mas C, karena Bapak ini kenalannya. Ee...ternyata malah mau adu jotos
"Habis saya kesel Mbak sama mas itu. Saya mintai tolong nge-print kan data saya, e malah dibentak-bentak, Mbak. Kan, saya orang tua ya Mbak, wajar kalau saya tidak bisa caranya. Makanya minta bantuan. E..malah bentak-bentak nggak sopan. Beda sama anak-anak sekolah sekarang yang sudah canggih-canggih jadi nggak perlu bantuan lagi. Lha kalau saya??" ceritanya dengan kesal.
"Wah, kalau rumah Mas C itu saya tidak tahu Pak. Dia itu kan rekan bos saya. Jadi saya kurang paham dengan rumahnya." jawab saya.
"Kesel Mbak saya dibentak-bentak. Beda dengan Mbak yang telaten." imbuhnya.

Saya hanya bisa mendengar curahan hati "Abang Kumis" tadi. Antara percaya dan tidak percaya. Kok bisa sampai kayak gini mau jotos segala. Dan sudah 3 orang yang mengadukan tentang Mas C sama saya. Saya hanya buruh biasa yang hanya bisa diam, takut kalau bicara sedikit keliru. Biarlah waktu yang menunjukkan lah. Saya serahkan sama Gusti Allah.

Kamis, 13 Desember 2012

BALADA RUJAK CINGUR MBOK SUMI

Ini adalah cerpen pertama saya. Dan saya pun heran, kok bisa ya saya merangkai cerpen. Padahal jarang sekali saya menulis. Mungkin saya sudah kangen untuk menulis. :D

BALADA RUJAK CINGUR MBOK SUMI



“Rujak…rujakk…., rujak e Bu. Rujak Mas……” kata Mbok Sumi sembari menjajakan dagangannya.
“Mbok Sum, rujaknya satu ya.” pinta Bu Lurah kepada Mbok Sumi. Bu Lurah adalah salah satu pembeli setia Mbok Sumi.
“Iya, Bu Lurah. Sebentar” jawab Mbok Sumi sembari melayani pesanan Bu Lurah.
Sesaat kemudian…
“Ini, Bu Lurah, rujaknya. Spesial buat Bu Lurah, pake cingur, lombok 10, dan uleg an cinta dari saya, Bu. Monggo, silakan dinikmati.” canda Mbok Sumi kepada Bu Lurah.
“Wah, benar sekali Mbok Sum. Mantap nih, buat makan siang. Kalau Mbok Sum nggak jualan, saya sering kepikirian rujaknya sih. Habis rujaknya enak banget, Mbok. Makasih ya Mbok.” kata Bu  Lurah sembari membayar rujaknya.

Beginilah kehidupan sehari-hari dari Sumi Dharminingsih. Iya, Mbok Sumi adalah perantau asal Surabaya yang kini tinggal di Kota Yogyakarta. Mbok Sumi menikah dengan pria Yogyakarta, bernama Slamet. Dari pernikahannya, Mbok Sumi dianugerahi dua orang anak, Budi dan Nimas. Budi sejak lahir  memiliki keterbelakangan mental. Budi terlahir dengan tangan cacat dan tuna rungu.

Mbok Sumi hanya seorang diri mengasuh dan merawat putra putrinya. Suaminya, Pak Slamet kini entah di mana keberadaannya setelah pergi tanpa kabar.
“Pak, mau ke mana malam-malam, gini. Di luar hujan deras sekali, Pak. Apa nggak sebaiknya besok saja, Bapak perginya?.” kata Mbok Sumi kepada suaminya sembari menidurkan Nimas.
“Alah..Sum..Sum.. kau tak perlu nasehati aku. Aku pergi untuk cari kebebasan. Cari hiburan. Empet Bapak lama-lama di sini ngurusin anak cacat kayak si Budi itu, Sum. Nggak ada yang bisa dibanggakan dari dia” jawab Pak Slamet.
“Pak….tutup mulut Bapak. Bapak sebagai orang tua tidak pantas berlaku seperti itu. Mengapa, kau sampai hati tidak mau menerima bahwa Budi itu anak kita? Dia itu titipan Gusti Allah, Bapak… mengapa Bapak sampai hati membencinya?” kata Mbok Sumi sambil menangis tersedu-sedu dan menggenggam erat tangan suaminya.
“Arghhh…lepaskan tanganku, Sum. Ini semua salahmu, Sum. Gara-gara orang tuamu dulu yang pincang sekarang jadi lah Budi yang cacat tangannya.  Tuli lagi. Atau mungkin, ini memang bukan anak kandungku? Keturunan keluargaku tidak ada yang cacat seperti Budi. Atau kau main selingkuh di belakangku, Sum?”
“Plakk….” tamparan Mbok Sumi mendarat di pipi suaminya. Mbok Sumi rasanya sudah tidak kuat untuk menahan amarahnya.
“Tutup mulut, Bapak. Kalau Bapak tidak mau mengakui Budi anak kandungmu, ya sudah silakan angkat kaki dari sini, Pak. Keluar !!!” gertak Mbok Sum kepada suaminya.
“Baik…baik….saya akan angkat kaki dari sini. Saya sudah bosan hidup miskin. Hidup dengan orang cacat. Minggir….!” jawab Pak Slamet sembari meninggalkan rumah.

Sejak peristiwa itulah, Mbok Sumi bertekad untuk membiayai segala kebutuhan anaknya. Mulai dari kebutuhan sekolah Budi dan Nimas hingga kebutuhan sehari-hari mereka.
Meskipun Budi anaknya tuna rungu dan cacat, namun dialah yang membantu Mbok Sumi berjualan dagangannya. Sebelum Mbok Sumi menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki, Mbok Sumi menjajakan dagangannya di sekolah Budi sembari mengasuh Nimas. Budi rajin membantu ibunya berjualan. Mereka pun menjalaninya dengan tekun dan ikhlas.
“Bud, rujak cingurnya satu ya. Pedes” pesan Rudi, teman sekelas Budi kepada Budi. Tentunya juga dengan bahasa isyarat yang memudahkan Budi memahaminya.
“Oke, Rud.” jawab Budi sembari menyampaikan pesanannya kepada ibunya.
Bagi Mbok Sum, menjadi seorang pedagang itu harus siap menanggung resikonya. Ia kerap dicibir dan dihina masyarakat karena status jandanya dan keadaan Budi yang kekurangan. Selain itu juga gelagat busuk dari para pesaingnya yang kerap diterima Mbok Sum. Namun Mbok Sum hanya bisa “nrimo” dan menyerahkan semua pada Gusti Allah.

Tumbuh dari keluarga yang sederhana, Budi menjadi anak yang percaya diri dan tidak merasa rendah diri dengan keadaannya saat ini. Budi pernah menjadi juara pertama pidato Bahasa Inggris sekabupaten tingkat SLB, juara kedua karaoke sekecamatan, juara catur, dll. Ia pun juga sangat menyayangi adiknya, Nimas.
Lain Budi, lain halnya Nimas. Nimas juga merasa tidak senang atas kehadiran kakaknya. Ia merasa malu mempunyai kakak yang tuli dan cacat. Ia pun sering diejek oleh teman-temannya karena mempunyai kakak yang cacat.
“Idih, Nimas..Nimas….siapa ini orang cacat di sampingmu itu?” ledek Mawar, teman sekelas Nimas.
“Ehmm…..emm….dia … dia…pengemis Mawar. Sengaja aku ajak dia ke warung untuk makan. Kasihan sekali nampaknya.” sahut Nimas kepada Mawar.

Mengetahui jawaban Nimas tersebut, Budi merasa kecewa dan sedih kepada dirinya sendiri. Ternyata, adik yang ia sayangi, kini justru malah membencinya. Kehadirannya kini, tampaknya sangat tidak diinginkan adiknya.
Namun hal itu masih dimaafkan oleh Budi sebagai kakaknya. Meskipun dengan kondisi yang terbatas, Budi ingin menjadi kakak yang baik untuk adiknya dan keluarganya. Ibunya yang mengajarkan kepadanya tentang pentingnya berbuat baik bagi sesama meskipun itu dalam kondisi sulit sekalipun.

Tahun demi tahun terus berganti.
Berkat kerja keras, kejujuran dan doa yang sungguh-sungguh dari Mbok Sumi, kini usaha Mbok Sumi laris manis. Mengingat dulu banyak hinaan dan cacian yang menimpa Mbok Sumi, kini Gusti Allah telah mengganti itu semua. Mbok Sumi dipercaya oleh Bu Lurah untuk mengelola kateringnya miliknya. Maklum, Bu Lurah adalah pelanggan setianya Mbok Sumi. Beliau paham betul selera masyarakat saat ini. Namun, Mbok Sumi juga tidak melupakan aktivitasnya sebagai penjual rujak cingur yang kini telah mendapat tempat di hati masyarakat karena kelezatannya.

Sementara Budi, kini telah bekerja menjadi seorang wiraswasta. Ia membuka kursus Bahasa Inggris dan menjadi guru privat untuk anak sekolah.  Nimas pun kini merasa menyesal atas apa yang telah ia lakukan kepada kakaknya. Tanpa bantuan kakaknya, kini Nimas tidak akan bisa bersekolah hingga sekolah menengah atas.

Terbayar sudah pengorbanan Mbok Sumi dan keluarganya. Kini Budi dan Nimas bisa hidup akur dan utuh layaknya keluarga pada umumnya walaupun tanpa kehadiran seorang ayah. Demikian juga Mbok Sumi. Mbok Sumi merasa bahagia di tengah usia yang semakin senja ini. Rasa syukur yang teramat sangat selalu ia panjatkan kepada Sang Pencipta. Mbok Sumi hanya meminta sedikit permintaan agar keluarga yang dimilikinya saat ini bisa tetap utuh sampai maut memisahkan mereka.

Cerpen ini saya persembahkan khusus untuk mereka kaum disabel. Bahwa tidak ada diskriminasi dan eksklusi bagi kaum disabel saat ini. Selamat Hari Disabel Internasional 2012.Torehkan terus semangatmu dan patuhilah kedua orang tuamu.


Rabu, 05 Desember 2012

Selamat Melahirkan Cipluk..:)

Desember ceria....

Tanggal 4 kemarin, kucingku Cipluk melahirkan. Tepatnya pukul 01.00 tengah malam. Dan yang jadi susternya tak lain adalah bulek ku sendiri. Berikut ini foto-foto kelahiran si Cipluk :)








 
 
Nah,,,,pengen tau siapa bapaknya???
Tak lain adalah si Gombloh tuh....nih eksyen nya waktu punya anak kemarin





 

Nah,,,selamat punya baby baru yaaa.....